Kini kopi tak hanya dikonsumsi pada saat-saat tertentu saja, ia telah berubah menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka yang rutin menikmatinya. Oleh karena itu, menurut salah satu pendiri Filosofi Kopi Angga Dwimas Sasongko, kopi-kopi asli Indonesia seharusnya bisa lebih mudah diakses dan dikonsumsi ke seluruh masyarakat, bukan hanya golongan tertentu.
“Kopi telah menjadi sebuah kultur, bukan hanya tren semata,” ujarnya saat acara peresmian kerjasama Artotel Indonesia dengan Filosofi Kopi, Rabu (8/2) sore lalu.
Hal tersebut juga diamini oleh aktor kenamaan yang juga salah satu pendiri Filosofi Kopi, Rio Dewanto. Kedai kopi yang ia kelola bersama teman-temannya itu berusaha menyediakan kopi dari biji-biji yang berasal dari daerah masing-masing, Yogyakarta dan Solo misalnya.
Ia mengatakan dengan menggunakan biji kopi asli dari daerah, Rio dan kawan-kawan dapat sembari mempelajari produksi biji kopi langsung dari petaninya. “Bisa sekalian belajarlah,” ujarnya mantap.
Pria berumur 29 tahun itu percaya, dengan mengonsumsi kopi asli dari Indonesia, hal tersebut bisa menjadi salah satu bukti dari kedaulatan pangan di negeri sendiri. Oleh karena itu, sama dengan apa yang dikatakan oleh Angga, kopi Indonesia harus bersifat inklusif, bukan eksklusif. Apalagi produksi kopi di Indonesia yang cukup besar membuat industri kopi memiliki reputasi yang bagus, sambungnya.
Bincang-bincang mengenai kopi tersebut berlangsung di Hotel Artotel Thamrin, Jakarta Pusat. Selain mereka berdua, hadir pula CEO Artotel Indonesia Erastus Radjimin dan aktor kawakan Chicco Jerikho.