Seperti yang telah digadang-gadang masyarakat sosial media saat ini. Bahwa 8 Maret (yha hari ini) diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Sebuah hari yang pertama kali diperingati oleh Partai Sosialis Amerika Serikat di NEw York pada 28 Februari 1909. Yang kemudian diresmikan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1977 untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia.

Oleh karena itu, karena hari ini adalah momen khusus untuk bicara mengenai hak perempuan dan perdamaian dunia. Kami ingin memberi beberapa contoh aksi massa terkait dua hal tadi yang digalang oleh para musisi.

Here’s we go…

1. Home Alive
Pemerkosaan disertai tindakan pembunuhan yang terjadi pada Mia Zapata di Seattle tahun 1993. Membuat sejumlah musisi berkolaborasi menggalang aksi solidaritas sekaligus kampanye anti kekerasan terhadap anak dan perempuan, pelecehan seksual, kekerasan dalam hubungan. Hingga pendirian kelas beladiri.

Aksi tersebeut didukung oleh penjualan CD album kompilasi Home Alive: the Art of Self Defense. Berisi Nirvana, Pearl Jam, Soundgarden, Bikini Kill, Joan Jett, dan 36 musisi lainnya.

2. Tubuhku Otoritasku
Berdasarkan berbagai kasus kejahatan seksual yang tak jarang menyalahkan korban (dalam hal ini perempuan), khususnya dari caranya berpakaian. Tika & The Dissidents merilis video musik “Tubuhku Otoritasku”.

Dalam video itu jelas Tika menyuarakan betapa pakaian tidak ada hubungannya dengan moral pemakainya. Sekaligus Tika, menyerang stereotipe seputar perempuan yang tak jarang mengkerdilkan posisi wanita itu sendiri. Seperti wanita berpakaian seksi itu murahan; gendut itu tidak cantik; dsb. Beberapa selebritis dan artis seperti seniman Ika Vantiani, Dinda Kanya Dewi, dan Yacko nampak dalam video tersebut.

3. Ini Scene Kami Juga
Sebuah film garapan Hera Mary (ex-vokal OATH, kuartet sludge/doom Bandung) yang menyoroti perempuan dalam lingkup yang lebih sempit yakni komunitas hardcore/punk di Indonesia. Beberapa narasumber yang mayoritas perempuan menegaskan betapa tak kalah pentingnya posisi perempuan dalam komunitas bawah tanah tersebut. Sekaligus memberikan gambaran bahwa perempuan dalam sebuah komunitas bukan pemanis apalagi objek seksual. Perempuan mampu menjadi subjek dalam suatu komunitas.

Category : Music Hari perempuan internasional, home alive, Tika & The Dissidents

Don’t Miss It! Afrojack Live at Sky Garden Bali, May 18th!

Dia.Lo.Gue Kembali Menggelar EXI(S)T 2017 Bertemakan “Tomorrow As We Know It”

Malam Ini, Jakarta City Philharmonic Akan Bawakan Karya Lima Komposer Rusia

Photo Gallery: Magnitude Hammersonic 2017

Photo Gallery: Yellow Claw X Moet & Chandon

Photo Gallery: Belvedere Playground The Debut