Dibesarkan dalam keluarga yang veggie, nyatanya tidak membuat hasrat mengkonsumsi daging sirna begitu saja dalam benak Justine (Garance Marillier). Terlebih setelah para senior di kampusnya memaksanya menelan organ hewan sebagai sebuah ritual wajib mahasiswa baru. Setelah itu Justine seperti memupuk hasratnya untuk menjadi karnivora, yang kian tumbuh dan berbuah lebat. Yang mana menjadikannya petualang baru dalam cerita penuh darah.

Film Raw yang rilis pada Maret 2017 kemarin di Prancis ini, terbilang beralur datar jika kalian menyadarinya. Setidaknya untuk film bergenre thriller. Saya merasa hal tersebut karena kontruksi dasar cerita yang coba dibangun oleh Julia Ducournau selaku penulis cerita. Di mana Julia membangun ceritanya dengan tanpa bumbu dendam masa lalu, hasrat menguasai, virus penyakit, atau berbagai tindak kejahatan lainnya yang biasanya menjadi pondasi awal dalam film thriller. Raw justru menawarkan karakter keluguan seorang gadis vegetarian dengan hasrat keingintahuannya yang besar terhadap daging dan darah sebagai dasar cerita. Sehingga setiap adegan yang dilakukan oleh Justine tidak mengarahkannya pada perkara kriminal. Saya hanya melihatnya sebagai wanita yang sedang dihinggapi rasa eksplorasi tinggi, walaupun pada satu sisi cukup menjijikan melihatnya melumat jemari atau bibir seseorang dengan wajah lugu, seperti melihat seorang balita menikmati es krim cokelat pertamanya.

Namun alur cerita yang demikian pula yang justru membuat Raw menjadi lebih bar-bar dari film thriller manapun. Tidak ada hal yang lebih menganggu kejiwaan dari pada melihat seorang gadis manis melahap daging dan darah manusia sebegitu santainya, tanpa motif untuk berbuat jahat sedikitpun dan semata-mata demi menuntaskan dahaga keingintahuannya saja. Jika apa yang dilakukan Justine adalah kejahatan, sungguh itu adalah hal yang paling keji sekaligus menyebalkan. Kita mungkin akan terbiasa melihat Sumanto yang memakan manusia karena motifnya demi ilmu kekebalan, tapi Justine melakukannya malah dengan motif ingin tahu, sederhana sekali. Kita seperti dihadapkan pada zaman di mana manusia belum mapan dalam urusan pangan. Penonton akan diingatkan kembali oleh film garapannya Tom Skywer berjudul Perfume, saat menyimak Raw.

Sebagai pamungkas review singkat ini. Saya akan memberikan beberapa poin penting dalam adegan Raw yang layak simak.

  1. Ciuman berdarah

Adegan di mana Justine bangun dari mimpi buruknya lalu mendapati para senior sedang berpesta. Sebagai junior Justine disiram cat biru dan dimasukan ke dalam kamar mandi bersama seorang pria bercat hijau, mereka ditugaskan untuk membuatnya menjadi biru. Pria merangsang Justine untuk berpelukan, mereka akhirnya bablas sampai ciuman. Tiba-tiba pria berteriak dan lari dari dalam kamar karena bibirnya putus di makan Justine. Sebenarnya ini adalah praktik kanibalisme paling sederhana dan cukup umum dalam genre film sejenis menurut saya.

  1. Perkelahian dengan Alexia

Alexia (Ella Rumpf) adalah kakak Justine yang juga seorang kanibal. Hasratnya pada manusia tumbuh lebih dulu. Satu waktu karena sebab kejadian pesta, Justine merasa tidak senang dengan perbuatan Alex. Membuat kakak-adik itu saling serang di tengah civitas lainnya. Alex menggigit pipi Justine dan sebaliknya, Justine mengigit bagian tubuh Alex. Saling serang mereka, seperti adegan film Twilight.

  1. Menikmati jemari

Jauh sebelum mereka bertengkar dan saling serang. Alex lebih dulu mengalami satu kejadian yang membuat dirinya sadar kalau adiknya bernasib sama dengannya sebagai kanibal. Ketika itu Justine sedang ditreatment cabut bulu, karena risih dengan perbuatan yang dilakukan Alex. Justine berontak tepat ketika Alex sedang gagah memegang gunting, karena kurang cekatan, membuat Alex kehilangan jari tengahnya lalu pingsan. Dalam adegan ini pula, cikal bakal Justine merasakan sensasi luar biasa antara darah dan daging manusia. Dia menyicipi darah dan melumat daging jari kakaknya dengan santai. Seperti menikmati permen lollipop untuk pertama kalinya.

  1. Pesta yang membosankan

Semua civitas merayakan pesta dengan suka cita tapi tidak untuk Justine yang sama sekali tidak bergairah malam itu. Setelah menenggak minuman beralkohol, kesadarannya memudar. Alex yang menyadari adiknya jenuh, menawarkan solusi. Keesokan harinya Justine tau, ternyata ketika itu, dalam kondisi hangover, Alex menggiringnya ke kamar mayat. Membiarkan kakaknya mempermainkan dirinya seperti seekor anjing yang lapar akan tulang. Kejadian itulah yang membuat mereka bertengkar hebat.

  1. Romantisme kanibal

Justine menaruh hati pada seorang teman kamarnya, Adrien (Rabah Nait Oufella) meski cowok itu seorang gay. Entah muncul dari mana ketertarikan itu pada diri Justine. Satu malam, Justine melakukan hubungan intim pertama kali dengan Adrien. Mereka bercinta dengan buas, seperti dua anak beruang yang berebut daging segar. Adrien yang dalam kondisi mengawangi, menyadari ada yang aneh pada Justine yang mengendus layaknya vampire mencium aroma darah. Namun Justine pun tidak tega untuk memakan pujaan hatinya ini. Namun dorongan yang kuat dalam dirinya tidak terelakan, hingga membuat Justine harus melampiaskannya dengan cara menggigit tangan sendiri hingga berdarah. Salah satu bentuk romantisme yang hakiki dalam film penuh potongan daging seperti ini.

  1. Mari belajar membunuh

Alex mengajak Justine ke pinggir jalan raya, tak berapa lama Alex melempar dirinya ketengah jalan tepat mobil sedang melaju. Membuat mobil tersebut banting stir dan menabrakan diri. Alex sengaja melakukannya demi bisa menikmati daging manusia. Satu perkara yang tidak disukai oleh Justine. Adegan ini benar-benar membuat saya terbayang Walking Dead atau Breakdown Lane, tapi difilm itu semuanya dilakukan zombie bukan manusia yang ingin menuntaskan rasa penasarannya. Sungguh kelicikan yang menyebalkan.

  1. Rambut sebagai kudapan awal

Justine meringkuk dihadapan kloset kampusnya. Perutnya yang mual terus mengeluarkan isi. Bukan sayuran yang biasa ia makan, bukan juga daging. Melainkan untaian rambutnya yang panjang. Ketika itu Justine belum berani menikmati darah dan daging. Rambut menjadi awal dari semua tindakan kanibalismenya. Adegan ini yang paling saya suka, menawarkan rasa jijik yang lain dari pada film thriller manapun. Pun, tidak pernah kepikiran bahwa ada seorang anak manusia yang memakan begitu banyak rambutnya sendiri.

Category : Movie, What's On France Movie, Garance Marillier, Raw, Thriller

ONE Championship Kembali ke Jakarta

WE THE FEST 2017 Siap Ramaikan Jakarta Agustus Nanti!

Justin Bieber Gelar Konser di Singapura 7 Oktober Mendatang

Photo Gallery: Magnitude Hammersonic 2017

Photo Gallery: Yellow Claw X Moet & Chandon

Photo Gallery: Belvedere Playground The Debut