Richard Kyle dan Reuben Elishama berpose untuk pemotretan cover Nylon Guys Style Issue bulan November (Foto oleh Satria Perdana)

Siapa sudah menonton film Ini Kisah Tiga Dara yang mulai tayang serentak di Indonesia 1 September lalu? Bagaimana filmnya, oke kan?

Ya, film drama musikal ini sangat entertaining dan tentu memberikan warna dan sentuhan musikal lagi bagi perfilman Indonesia, setelah sempat menghilang beberapa tahun. Bila Anda sudah menonton film yang disutradarai Nia Dinata ini, tentu tahu dong karakter Erick dan Bima?

Yes, these two handsome and cool guys, awal Agustus lalu menceritakan berbagai kisah di balik pembuatan film yang terinspirasi dari karya Usmar Ismail pada tahun 1956, Tiga Dara. Ada beragam kisah seru, menantang, dan asik tentunya.

Richard Kyle (Erick) dan Reuben Elishama (Bima) pada Senin (1/8) lalu di Sudirman Park, Jakarta saat tengah menjalani sesi pemotretan dengan Nylon Guys dan HangOut, cerita cukup panjang tentang pengalaman syuting mereka untuk film yang dibintangi oleh Shanty Paredes, Tara Basro, Tatyana Akman, and the living legend eyang Titiek Puspa ini.

BACA JUGA: 5 fakta tentang Ini Kisah Tiga Dara yang perlu Anda tahu!

Reuben dalam bergaya cuek saat berfoto untuk Nylon Guys (Foto oleh Satria Perdana)

Film ini kan drama musikal, apa yang membuat lo memutuskan untuk ikut andil dalam Ini Kisah Tiga Dara?

Richard: Jadi waktu itu aku baru pulang dari Australia, setahun lalu. Someone’s asked me about this movie and asked me to join. Dan aku pikir kenapa nggak. Karena setelah aku tahu filmnya seperti apa, ternyata ini film yang menyenangkan dan film versi lamanya itu legendaris sekali. Selain itu, teh Nia juga meyakinkan aku kalau aku bisa bermain di film ini dan merupakan salah satu pilihan dia juga sih.

Reuben: Kalau gue apa ya? Mungkin lebih karena film ini menantang ya. Film ini juga dulunya kan, film lamanya itu Tiga Dara adalah film legend, ketika ditawarin untuk ikutan film ini why not gitu. Nggak mikir panjang sih, hahaha…

Siapa sih, sosok yang berhasil meyakinkan lo untuk memilih ikut bermain dalam film ini?

Richard: Hmmm… Aku sih, teh Nia ya.

Reuben: Teh Nia.

Karena terinspirasi dari film Tiga Darayang legendaris, kalian merasa terbebani nggak?

Richard: Aku tahu ini film dulu legenda ya. Tapi kan karena ini filmnya baru, jadi aku nggak terbebani.

Reuben: Wah nggak sih. Soalnya ini beda sama filmnya pak Usmar Ismail dulu.

By the way, certain tentang karakter yang lo perankan dong!

Richard: Karakterku ini mirip sama aku. Jadi cowok blasteran gitu yang baru pulang dari luar negeri  untuk mencari jati diri dia sebenarnya dan keliling-keliling Indonesia.

Reuben: Karakter yang gue peranin itu cowok geek gitu. Yang berusaha buat dapetin cucu nomor duanya Oma ya. Gue, jadi geek? Hahaha… Tonton filmnya deh pokoknya!

Kesulitan selama syuting apa saja? Apa yang bisa lo pelajari dari kesulitan itu?

Richard: Dancing sih. Karena aku itu kaku. Jadi setiap ada adegan dancing gitu badanku kaku banget. Padahal aku udah yakin bagus, hahaha… Tapi ya seru banget sih, menantang sekali. Karena sebelumnya aku itu main drum, jadi ketika ada film ini, ditawarin, aku langsung mau. Tapi disuruh dancing, ya, hahaha… harus bisa nari…

Reuben: Kesulitan? Hmmm… Apa ya? Tantangannya ya itu sih, nari. Sama kayak yang lain, karena gue nggak bisa nari, jadi pas nari ya kayak kaku gitu deh. Dari kesulitan mungkin ya jadi belajar nari sama mendalami karakter sih paling. Apalagi ada eyang Titiek Puspa ya, yang membantu gue juga selama syuting soal mendalami karakter.

BACA JUGA: Tiga Dara, film Indonesia legendaris yang harus Anda tonton

Richard berpose untuk Nylon Guys (Foto oleh Satria Perdana)

Cara mengatasi diri agar tetap maksimal di depan kamera bagaimana? Kan di Maumere panas banget dan rawan dehidrasi. Apa sempet sakit?

Richard: Kebetulan scene aku itu nggak terlalu banyak seperti Tiga Dara ya. They have so many scene. And yes, there’s so hot dan di sana kita itu banyak minum. Kebetulan aku juga suka berenang, jadi kalau tidak ada scene yang ada akunya, aku berenang, hehehe…

Reuben: Itu gue banyak minum sih dan ya makan teratur aja. Kalau ada waktu kosong atau gue lagi nggak ada take, gue istirahat. Nah, banyak minum juga sih, di sana panas soalnya.

Nah, kalian kan berakting dengan Titiek Puspa. Gimana rasanya? Sosok seperti apa sih dia?

Richard: She’s so awesome. Aku tahu dia itu dulu artis luar biasa. Dia legendary sekali. Aku belajar banyak dari dia. Karena dia itu sangat dekat dengan kami di tempat syuting. Tentu senang sekali dapat syuting dengan dia ya.

Reuben: Seneng banget gue dan suatu kehormatan bisa syuting sama eyang Titiek ya. Dia itu sangat mengayomi anak-anak pas syuting. Dia yang paling on time di antara kita semua ya. Di saat yang lain masih santai-santai atau baru bangun, dia udah siap dengan make up-nya. Gue belajar disiplin dari eyang Titiek sih.

Di antara Shanty, Tara Basro, dan Tatyana Akman, siapa sih yang paling enerjik dan paling ekspresif?

Richard: Waduh… Siapa ya? Semuanya aku suka. Semuanya enerjik dan selalu ekspresif di depan kamera saat syuting.

Reuben: Shanty! Karena dia itu kalau soal musik, apalagi film ini kan drama musikal. Nah, kalau soal musik dia paling semangat. Apalagi pas ada adegan dia nyanyi kan, dia paling on fire tuh dan paling greget.

This’s our last question, kenapa orang Indonesia harus nonton film ini?

Richard: Film ini menyenangkan. Karena kita syuting di tempat yang jauh sekali dan tempatnya ternyata bagus banget. Semua orang bisa joget dan menyanyi di film ini.

Reuben: Ini film drama musikal, pertama. Jarang ada di Indonesia. Terus ya, film ini banyak pesan moralnya juga, karena bernuansa kekeluargaan masa kini. Ya, semoga orang-orang Indonesia senang dengan filmnya!

Don’t Miss It! Afrojack Live at Sky Garden Bali, May 18th!

Dia.Lo.Gue Kembali Menggelar EXI(S)T 2017 Bertemakan “Tomorrow As We Know It”

Malam Ini, Jakarta City Philharmonic Akan Bawakan Karya Lima Komposer Rusia

Photo Gallery: Magnitude Hammersonic 2017

Photo Gallery: Yellow Claw X Moet & Chandon

Photo Gallery: Belvedere Playground The Debut